Nama : Ike Abdullah
Nim : 451411018
Kelas
: Geografi C
Tugas
: Mineralogi dan Petrologi
Soal
1.
Apa yang dimaksud dengan kristalografi dan mineralogi ?
2.
Jelaskan cara penggambaran 7 sistem kristal dan berikan
masing-masing 5 contoh !
3.
Jelaskan tata identifikasi mibneral secara fisik !
4.
Jelaskan cara pengklasifikasian mineral, berikan
masing-masing 3 contoh mineralnya dan kegunaannya !
Jawaban
1.
Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal
yang dikembangkan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal,
termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Kristal secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang
teratur. Sedangkan Mineralogi ilmu yang mempelajari tentang mineral-mineral,
baik sebagai kesatuan yang disebut batuan maupun sebagai bahan itu sendiri sebagai penyusun kerak bumi/litosfer.
2.
Berikut ini 7 Penggambaran
sistem kristal :
a.
Sistem Isometrik
Deskripsi:
Panjang a1 = a2 = a3 (biasanya
ditulis sebagai sumbu a semua).
Sumbu a, b, dan c saling tegak lurus
(membentuk sudut siku-siku).
Nama bangun ruang: KUBUS
Contohnya : Emas, Intan, tembaga,
perak, bornit
b.
Sistem Tetragonal
Deskripsi:
Panjang a1 = a2 ≠ c (biasanya sumbu
a1 dan sumbu a2 ditulis sebagai sumbu a).
Sumbu c bisa lebih panjang (columnar)
atau lebih pendek (stout) dari sumbu a.
Sumbu a, b, dan c saling tegak lurus
(membentuk sudut siku-siku).
Nama bangun ruang: BALOK (PRISMA
PERSEGI)
Contohnya : khalkopirit, pirolusit,
kasiterit, kalsit
c.
Sistem Ortorombik
Deskripsi:
Panjang a ≠ b ≠ c.
Sumbu a = sumbu brachy, sumbu
b = sumbu macro, sumbu c = sumbu basal.
Sumbu a, b, dan c saling tegak lurus
(membentuk sudut siku-siku).
Sumbu a terpendek dan sumbu b
terpanjang.
Nama bangun ruang: BALOK (PRISMA
PERSEGI PANJANG)
Contohnya : sulfur, stibnit, witerit,
barit, anhidrit
d.
Sistem Hexagonal
Deskripsi:
Panjang a = b = d ≠ c (biasanya
sumbu a, b, dan d ditulis sebagai sumbu a).
Sumbu a, b, dan d terletak dalam
satu bidang datar dan saling membentuk sudut 60o.
Sumbu a, b, dan d tegak lurus
terhadap sumbu c (membentuk sudut siku-siku).
Sumbu c dapat lebih panjang atau
lebih pendek dari sumbu a.
Nama bangun ruang: PRISMA SEGIENAM
Contohny : grafit, korundum,
hematit, vanadinit, kuarsa
e.
Sistem Trigonal
Deskripsi:
Panjang a = b = d ≠ c (biasanya
sumbu a, b, dan d ditulis sebagai sumbu a).
Sumbu a, b, dan d terletak dalam
satu bidang datar.
Sumbu a, b, dan d tegak lurus
terhadap sumbu c (membentuk sudut siku-siku).
Sumbu c dapat lebih panjang atau
lebih pendek dari sumbu a.
Nama bangun ruang: PRISMA SEGITIGA
Contohnya : bismut, kalsit,
magnesit, siderit, dolomit
f.
Sistem Monoklin
Deskripsi:
Panjang sumbu a ≠ b ≠ c.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu
b.
Sumbu b tegak lurus terhadap sumbu
c.
Sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a (membentuk sudut β).
Sumbu a = sumbu clino, sumbu
b = sumbu ortho, sumbu c = basal.
Nama bangun ruang: PRISMA JAJAR
GENJANG
Contohnya : realgar, arsenopirit, psilomelan,
manganit, gipsum
g.
Sistem Triklin
Deskripsi:
Panjang sumbu a ≠ b ≠ c.
Sumbu a, b, dan c tidak saling tegak
lurus.
Sumbu a, b, dan c saling berpotongan
membuat sudut miring tidak sama besar (membentuk sudut α, β, γ).
Sumbu a = sumbu clino, sumbu
b = sumbu ortho, sumbu c = basal.
Nama bangun ruang: TRIKLIN
Contohnya : kaolinit, albit,
anorthite, rodokrosit, Labradorite
3.
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat
dipakai untuk mengenal mineral secara cepat, yaitu :
a. Bentuk kristal (crystall form)
Apabila
suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan,
maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam
perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan
terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas,
yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari
susunan kristalnya didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah Triklin,
Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal dll.
Sistem
kristal Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang
terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita
contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit.
Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak
bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut
turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka
mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan “Natrium Chlorida”.
Dengan
semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut semakin
tumbuh membesar dan membentuk mineral “Halit” yang padat. Mineral “kuarsa”,
dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya pertumbuhannya terbatas.
Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat
memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang
khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah
ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian
dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap
dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang
segi-delapan atau “oktahedron” dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang
pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya
terdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena
susunan atom karbonnya yang berbeda.
Kalsit
b. Berat jenis (specific gravity)
Setiap
mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur
pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan
kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis
sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar
antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3. Kepadatan relatif,
atau berat jenis, adalah rasio kerapatan (massa satuan volume) suatu zat dengan
densitas bahan referensi yang diberikan. Spesifik gravitasi biasanya berarti
kepadatan relatif terhadap air. Istilah "densitas relatif" sering
lebih disukai dalam penggunaan ilmiah modern.
Jika kepadatan relatif suatu zat adalah kurang dari satu maka kurang padat dari
referensi, jika lebih besar dari satu maka itu lebih padat daripada referensi.
Jika kepadatan relatif adalah tepat satu maka kerapatan adalah sama, yaitu,
volume sama dari kedua zat memiliki massa yang sama. Jika materi referensi
adalah air maka substansi dengan kepadatan relatif (atau berat spesifik) kurang
dari satu akan mengapung di air. Sebagai contoh, sebuah kubus es, dengan
kepadatan relatif dari sekitar 0,91, akan mengambang. Zat dengan kerapatan relatif yang lebih besar dari satu akan
tenggelam.
Suhu dan tekanan harus ditetapkan untuk kedua sampel dan referensi. Tekanan
hampir selalu 1 atm sama dengan 101,325 kPa. Bila tidak lebih biasa untuk
menentukan densitas langsung. Temperatur untuk kedua sampel dan referensi
bervariasi dari industri ke industri. Dalam prakteknya pembuatan bir Inggris,
gravitasi spesifik sebagaimana ditentukan di atas dikalikan dengan 1000 [3.]
Gravitasi Tertentu umumnya digunakan dalam industri sebagai alat sederhana
untuk memperoleh informasi tentang konsentrasi larutan berbagai bahan seperti
brines, gula larutan (sirup, jus , honeys, bir wort, harus, dll) dan asam.
c.
Pecahan (fracture)
Mineral
mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah
tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat
dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh
suatu mineral.
Kristal
berpisah terjadi ketika mineral istirahat di sepanjang bidang kelemahan
struktural akibat stres eksternal atau bersama pesawat komposisi kembar.
istirahat Perpisahan sangat sama kelihatannya dengan pembelahan, tetapi hanya
terjadi karena stres. Contoh mencakup magnetit yang menunjukkan perpisahan
oktahedral, perpisahan rombohedral dari korundum dan perpisahan basal di
pyroxenes. Pecahan dapat dibedakan menjadi :
a)
Pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang
melengkung di permukaan.
b)
Pecahan berserat/_brus, bila menunjukkan kenampakan
seperti serat, contohnya asbes, augit;
c)
Pecahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang
tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
d)
Pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya:
mineral lempung;
e)
Pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur,
kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya mineral kelompok logam murni.
f)
Tanah, bila kenampakannya seperti tanah, contohnya
mineral lempung.
d.
Warna (color)
Warna
mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat membedakan antara
mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang khas
yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai
contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi.
Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung
aluminium.
e. Kekarasan (hardness)
Salah
satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui
kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral
terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores
(scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua
mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores
adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya.
Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras
(skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs. Skala
Mohs tersebut meliputi :
1.
Talc, mudah digores dengan kuku ibu jari.
2.
Gypsum, mudah digores dengan kuku ibu jari.
3.
Kalsit, mudah digores dengan pisau.
4.
Fluorit, mudah digores dengan pisau.
5.
Apatit, dapat dipotong dengan pisau.
6.
Feldspar, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau di
bagian pinggir.
7.
Kuarsa, dapat menggores kaca.
8.
Topaz, dapat menggores kaca.
9.
Korundum, dapat menggores topaz.
10. Intan,
dapat menggores korondum.
Masing-masing
mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih kecil
dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. Dengan lain
perkataan SKALA MOHS adalah Skala relative. Dari segi kekerasan mutlak skala
ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9 kira-kira 9 kali
sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1
Untuk
pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kku tangan,
pisau baja dan lain-lain. Alat penguji Derajat Kekerasan Mohs adalah :
Kuku manusia 2,5
Kawat tembaga 3
Pecahan kaca 5,5 – 6
Pisau baja 5,5 – 6
Kikir baja 6,5 – 7
f.
Goresan pada bidang (streak)
Beberapa
jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan
pyrit, yang sangat jelas dan khas. The streak (juga disebut warna bubuk)
mineral adalah warna serbuk yang dihasilkan ketika digoreskan di permukaan
suatu benda. Tidak seperti warna jelas mineral, yang bagi kebanyakan mineral
bisa sangat bervariasi, jejak halus serbuk tanah umumnya memiliki karakteristik
warna yang lebih konsisten, dan dengan demikian merupakan alat diagnostik yang
penting dalam identifikasi mineral. Jika tidak ada streak tampaknya dibuat,
streak mineral itu dikatakan putih atau tidak berwarna. Streak sangat penting
sebagai diagnostik untuk buram dan bahan berwarna. Hal ini kurang berguna untuk
mineral silikat, sebagian besar yang memiliki garis putih dan terlalu sulit
untuk bubuk dengan mudah.
Warna jelas dapat sangat bervariasi karena jejak kotoran atau struktur kristal
terganggu makroskopik. jumlah kecil dari sebuah kotoran yang sangat menyerap
panjang gelombang tertentu secara radikal dapat mengubah panjang gelombang
cahaya yang tercermin spesimen, dan dengan demikian mengubah warna jelas.
Namun, ketika spesimen menyeret untuk menghasilkan coret, itu dibagi menjadi
kristal mikroskopis yang berorientasi secara acak, dan kotoran kecil tidak
sangat mempengaruhi penyerapan cahaya.
Permukaan di mana mineral tersebut
diseret disebut piring coret "," dan umumnya terbuat dari ubin
porselen tanpa glasir. Dengan tidak adanya piring coret, bagian bawah tanpa
glasir dari mangkuk atau vas porselen atau belakang ubin berlapis akan bekerja.
Kadang-kadang kilat lebih mudah atau akurat digambarkan dengan membandingkannya
dengan streak "" dibuat oleh yang lain streak plate.
Karena
jejak tertinggal hasil dari mineral yang dihancurkan menjadi serbuk, kilat
hanya dapat dibuat dari mineral lebih lembut daripada piring coret, sekitar 7
pada skala Mohs kekerasan mineral. Dalam hal mineral lebih keras, warna serbuk
dapat ditentukan dengan mengisi atau menghancurkan dengan palu contoh kecil,
yang kemudian biasanya menggosok piring coret. Kebanyakan mineral yang keras
memiliki garis putih tidak membantu.
Beberapa mineral meninggalkan coret
mirip dengan warna alami mereka, seperti cinnabar dan azurite. mineral lainnya
meninggalkan warna mengejutkan, seperti fluorit, yang selalu memiliki garis
putih, meskipun dapat muncul dalam warna ungu, biru, kuning, atau hijau
kristal. Hematit, yang hitam dalam penampilan, meninggalkan garis merah yang
meliputi nama, yang berasal dari kata Yunani "haima," yang berarti
"darah." Galena, yang dapat sama kelihatannya dengan hematit, mudah
dibedakan dengan garis abu-abu nya.
g.
Kilap (luster)
Kilap
adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral.
Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam.
Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera,
kelap resin, dan kilap tanah.
Kilap
adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap
dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukanlogam. Kilap logam
memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai
pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas,
galena, pirit, kalkopirit. Kilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti
logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
1.
Kilap kaca (vitreous luster) memberikan kesan seperti
kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
2.
Kilap intan (adamantine luster) memberikan kesan
cemerlang seperti intan, contohnya intan
3.
Kilap sutera (silky luster) memberikan kesan seperti
sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti
asbes, aktinolit, gipsum
4.
Kilap damar (resinous luster) memberikan kesan seperti
damar, contohnya: sfalerit dan resin
5.
Kilap mutiara (pearly luster) memberikan kesan seperti
mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit,
muskovit, dan tremolit.
6.
Kilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun,
contonya talk, serpentin
7.
Kilap tanah kenampakannya buram seperti tanah, misalnya:
kaolin, limonit, bentonit.
h. Belahan (Cleavage)
Bidang
belah di mineralogi merupakan kecenderungan untuk membagi bahan kristalin
bersama bidang struktural kristalografi. Kelemahan dari bidag bidang belah ini
adalah hasil dari lokasi reguler atom dan ion dalam kristal terlihat baik dalam
mikroskop.
Bentuk pembelahan sejajar dengan bidang kristalografi :
1.
Basal atau pinacoidal terjadi pembelahan sejajar dengan
dasar kristal. Orientasi ini diberikan oleh bidang (001) dalam kisi kristal dan
adalah sama dengan bidang (0001) dalam indeks Bravais-Miller, yang sering
digunakan untuk kristal rombohedral dan heksagonal. Basal cleavage adalah
ditunjukkan oleh kelompok mika dan oleh grafit.
2.
Pembelahan Kubik terjadi pada bidang (001), sejajar
dengan wajah kubus untuk kristal dengan simetri kubik. Ini adalah sumber bentuk
kristal kubik terlihat di tanah garam meja, garam karang mineral. Mineral
galena juga biasanya memiliki belahan dada kubik sempurna
3.
Pembelahan oktahedral terjadi pada bidang kristal
(111), membentuk bentuk oktahedral untuk kristal dengan simetri kubik. Diamond
dan memperlihatkan belahan dada fluorit oktahedral sempurna. Pembelahan
oktahedral terlihat dalam semikonduktor umum. Untuk kristal yang lebih
rendah-simetri, akan ada sejumlah kecil bidang.
4.
Pembelahan Dodecahedral terjadi pada bidang kristal (110)
dodecahedral untuk membentuk kristal dengan simetri kubik. Untuk kristal yang
lebih rendah-simetri, akan ada sejumlah kecil bidang.
5.
Rhombohedral terjadi pembelahan sejajar dengan bidang
(1011) sebuah rhombohedron. Kalsit dan mineral lainnya memperlihatkan belahan
dada karbonat rombohedral sempurna.
6.
Pembelahan prismatik pembelahan sejajar dengan prisma
vertikal. Bidang belah adalah properti fisik tradisional yang digunakan dalam
identifikasi spesimen mineral baik di tangan dan pemeriksaan mikroskopis batuan
dan studi mineral. Sebagai contoh, sudut antara bidang pembelahan prismatik
untuk pyroxenes (88-92 °) dan Amfibol (56-124 °) adalah diagnostic.
7.
Green fluorit Biotite Pembelahan kristal penting dalam
industri elektronik dan pemotongan batu permata, batu mulia umumnya dibelah
oleh dampak seperti dalam pemotongan berlian kristal tunggal sintetik bahan
semikonduktor umumnya dijual sebagai wafer tipis yang lebih mudah untuk
membelah. Cukup menekan sebuah wafer silikon terhadap permukaan yang lembut dan
menggaruk tepi dengan seorang juru tulis berlian biasanya cukup untuk
menyebabkan pembelahan, namun ketika dicing wafer untuk membentuk keripik,
sebuah prosedur penilaian dan melanggar sering diikuti untuk kontrol yang lebih
besar.
8.
Elemental semikonduktor (Si, Ge, dan intan) adalah
berlian kubik, sebuah grup ruang yang belahan oktahedral diamati. Ini berarti
bahwa beberapa orientasi wafer memungkinkan persegi panjang yang hampir
sempurna untuk dipotong. Kebanyakan komersial semikonduktor lain (GaAs, InSb,
dll) dapat dibuat dalam struktur blende seng terkait, dengan bidang belahan
serupa.
i. Sifat Dalam
Sifat
dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti
penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran.
Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris (sectile),
dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur (elastic),
dan fleksibel.
j. Kemagnetan
Setiap
mineral memiliki kemagnetan yang berbeda. Mulai dari kemagnetan yang kuat
sampai yang lemah. Kemagnetan dapat diuji dengan cara mengikatkan magnet pada
tali dan dekatkan pada mineral. Apabila mineral menarik tali, maka mineral
memiliki kemagnetan ferromagnetite dan sebaliknya disebut dengan diamagnetite.
4.
Berikut Klasifikasi Mineral
Menurut
jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan
a)
Mineral Organik
Adalah
mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita peroleh
melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur,
sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
b)
Mineral Anorganik
Adalah
mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh
kita.Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri,
Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah
dan lain.
2) Mineral Mikro
Contohnya:
v
Besi
v
Seng
v
Iodium
v
Selenium
v
Tembaga
v
Mangan
v
Kromium
v
Fluor
|
|
Menurut
bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
1)
Mineral Makro
Contohnya:
v
Kalsium
v
Fosfor
v
Magnesium
v
Natrium
v
Klorida
v
Kalium
c)
Sifat kimia PHOSPATES,
ARSENATES DAN VANADATES
Phospates
Adalah
persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate radical (PO4)-8.
Ribuan
species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah
berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama,
tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan membentuk
kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides.
Sifat
dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat
berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan
Phospates seperti :
Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O],
Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O],
Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2],
Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
Contoh
mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite [Fe+2(PO4)2.8H2O],
Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O],
Apatite [Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
Arsenates
Adalah
persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Arsenate radical (AsO4)-8.
Kebanyakan
Arsenates sangat dicari oleh para kolektor mineral khususnya yang
terkristalisasi dengan baik dan mempunyai species warna yang cemerlang seperti
Mimetite [Pb5(AsO4)3Cl] (berwarna kuning),
Adamite [Zn2AsO4(OH)] (kuning), Erythrite [CO3(AsO4)2.8H2O]
(ungu tua – pink).
Golongan
arsenates cenderung mempunyai Berat Jenis antara 3 – 5, kecuali Mimetite yang
mempunyai B.J. 7 – 7,3. karena mengandung Lead/Timah serta mempunyai kekerasan
yang rendah (lunak antara 1,5 - 4,5).
Vanadates
Adalah
persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Vanadate radical (VO4)-3/(VO4)-1.
Sifat
dari golongan ini : cenderung lunak, rapuh, berwarna cemerlang seperti yang
terlihat pada mineral Vanadinite [Pb5(VO4)3Cl],
merupakan mineral terbaik yang dikenal pada kelompok Vanadates, dimana
terbentuk kristal-kristal hexagonal merah – orange. Mempunyai kekerasan
berkisar antara 2 – 3,5.
Contoh mineral lainnya seperti : Descloizite [PbZn(VO4)(OH)], Carnotite [K2(UO2)2V2O8.3H2O].