Kamis, 21 November 2013

Pengertian Sumber Daya Alam dan Pembagian Macam/Jenisnya - Biologi

Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.

A. Sumber daya alam berdasarkan jenis :
- sumber daya alam hayati / biotik
adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup.
contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain
- sumber daya alam non hayati / abiotik
adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati.
contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain

B. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan :
- sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable
yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan.
contoh : air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain
- sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable
ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah.
contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam.
- Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya / unlimited
contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.

C. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya
- sumber daya alam penghasil bahan baku
adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi.
contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain
- sumber daya alam penghasil energi
adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi.
misalnya : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.
Share this article :

Golongan SDA

Penggolongan Sumber Daya alam

Sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut.

a. Sumber Daya Alam Berdasarkan Asalnya

1) Sumber daya alam organik (biotik), yaitu sumber daya alam yang berasal dari kehidupan.
Contoh: batu bara, minyak bumi.

2) Sumber daya alam anorganik (abiotik), yaitu sumber daya alam yang bukan dari kehidupan.
Contoh: timah, bauksit, besi, dan gas alam.

b. Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifat Kelestariannya

1) Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resource), yaitu sumber daya alam yang tidak akan habis karena bagian-bagian yang telah terpakai dapat diganti dengan yang baru.
Contoh: udara, angin, tenaga air terjun, sinar matahari, tumbuhtumbuhan, dan hewan.

2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources), yaitu sumber daya alam yang akan habis karena tidak dapat dibuat yang baru.
Contoh: timah, besi, bauksit, batu bara, dan minyak bumi.

c. Sumber Daya Alam Berdasarkan Pemanfaatannya

1) Sumber daya alam ruang, yaitu tempat yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Makin besar kenaikan jumlah penduduk maka sumber daya alam ruang makin sempit dan sulit diperoleh. Ruang dalam hal ini dapat berarti ruang untuk areal peternakan, pertanian, perikanan, ruang tempat tinggal, ruang arena bermain anak-anak, dan sebagainya.

2) Sumber daya alam materi, yaitu bila yang dimanfaatkan oleh manusia adalah materi sumber daya alam itu sendiri.
Contoh: Mineral magnetit, hematit, limonit, siderit, dan pasir kuarsa dapat dilebur menjadi besi/baja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, di antaranya untuk kerangka beton, kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.

3) Sumber daya alam energi, yaitu energi yang terkandung dalam sumber daya alam. Bahan bakar minyak (bensin, solar, minyak tanah), batu bara, gas alam, dan kayu bakar merupakan sumber daya alam energi karena manusia menggunakan energinya untuk memasak, menggerakkan kendaraan, dan mesin industri.

4) Sumber daya alam hayati, yaitu sumber daya alam berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan tumbuhan. Sumber daya alam tumbuh-tumbuhan disebut sumber daya alam nabati, sedang kan sumber daya hewan disebut sumber daya hewani.

Potensi Sumber Daya Alam

Potensi dan Penyebaran Sumber Daya Alam

Peradaban modern banyak bergantung pada potensi sumber daya alam yang ada misalnya berbagai logam dan bahan bakar logam dan bahan bakar ini berasal dari mineral yang dijumpai di dalam bumi dan merupakan bahan yang penting bagi kehidupan modern. Berbagai mesin mobil, kereta api, mesin-mesin pabrik industri terbuat dari logam dan digerakkan oleh bahan bakar dari minyak bumi berupa bensin, solar, minyak diesel, dan lain-lain.

Indonesia dikenal kaya akan berbagai macam sumber daya alam, baik yang di atas tanah maupun di dalam tanah. Kekayaan alam tersebut keberlangsungannya tergantung manusia Indonesia sendiri. Apabila pengolahannya dilakukan secara hati-hati dan hasilnya untuk kepentingan bersama maka sekurang-kurangnya kekayaan alam tersebut akan mendatangkan hasil yang benar-benar diinginkan, tetapi keadaan akan berlainan apabila pengolahannya dilakukan tidak hati-hati.

Dalam menggunakan sumber daya alam, kita harus menggunakan cara-cara yang bijaksana dan bertanggung jawab sebab:

a. adanya faktor keterbatasan dari sumber daya alam di permukaan bumi,
b. adanya penyebaran jenis sumber daya alam yang tidak merata di permukaan bumi, dan
c. adanya faktor-faktor sumber daya alam dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui.

Demikianlah Materi Potensi Sumber Daya Alam dan Penyebarannya, semoga bermanfaat.

Jenis Sumber Daya Alam

JENIS SUMBER DAYA ALAM DAN MANFAATNYA


1. Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui
Sumber daya alam yang dapat diperbarui yaitu semua kekayaan alam yang mudah diadakan kembali jika habis. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah hewan, tumbuhan, air, udara, dan zat hara. Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sebagai berikut :

a. Bahan pangan
Bahan pangan adalah bahan makanan yang berguna untuk mencukupi akan kebutuhan makanan bagi manusia. Beberapa contoh sumber daya alam yang dipergunakan untuk bahan pangan antara lain :
1). Kedelai untuk membuat kecap, tahu dan tempe.
2). Gandum untuk membuat terigu.
3). Ayam dan bebek untuk diambil telur dan dagingnya.
4). Sapi dan kambing untuk diambil susu dan dagingnya.

b. Bahan sandang
Bahan sandang adalah bahan pakaian. Beberapa sumber daya alam yang dijadikan untuk bahan sandang antara lain :
1). Serat kapas untuk membuat kain katun.
2). Serat kepompong ulat sutra untuk membuat kain sutra.
3). Serat rambut domba untuk membuat kain wol.

c. Peralatan rumah tangga
Contoh sumber daya alam yang digunakan untuk peralatan rumah tangga antara lain :
1). Kayu jati dan rotan untuk membuat  tempat tidur, lemari, meja dan kursi.
2). Kayu sengon untuk membuat centong, dan perabot rumah tangga lainnya.

d. Obat tradisional dan produk perawatan tubuh
1). Mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
2). Lidah buaya untuk membuat sampo.
3). Rumput laut untuk bahan kosmetik dan sebagainya.

e. Bahan bangunan
1) Tanah liat untuk membuat batu bata dan genting.
2). Pasir untuk bangunan rumah dan batako.

f. Peralatan olah raga
1). Bulu angsa untuk membuat sutlecook.
2). Rotan untuk membuat Holahop dan bola sepak takraw

2. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah semua kekataan alam yang jika sudah habis sulit diadakan kembali. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah minyak bumi, gas alam, batu bara, barang tambang mineral dan barang tambang non mineral.
Beberapa contoh pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah :

a. Minyak bumi, gas alam dan batu bara untuk bahan bakar


b. Barang  tambang logam
Barang tambanng logam dimanfaatkan untuk :
1). Emas dan perak untuk perhiasan.
2). Alumunium untuk peralata dapur, pembungkus makanan, dan badan pesawat terbang.
3). Besi untuk tiang bangunan, pagar rumah dan lain-lain.
4). Tembaga untuk bahan kawat dan kabel.
5). Nikel untuk membuat bahan campuran logam.
6). Perunggu untuk membuat patung.

c. Barang tambang non logam
Barang tambang non logam dimanfaatkan untuk :
1). Gipsum untuk bahan cat tembok.
2). Intan untuk perhiasan.
3). Belerang untuk bahan obat-obatan.
4). Grafit dan karbon untuk membuat pencil.
5). Asbes untuk atap rumah.
6). Aspal untuk pengeras jalan.

Senin, 18 November 2013

Laporan Praktikum Penginderaan jauh

Acara I A. Judul Praktikum Koreksi Radiometrik B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengidentifikasi objek yang ada pada file MUL 2. Dapat membuat citra hasil koreksi radiometrik C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktiukum ini adalah sebagai berikut : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum penginderaan jauh 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun yang menjadi langkah kerja dari praktikum ini yaitu : 1. Memilih File Open image file Tiff image RGB Load RGB 2. Memilih Basic tools Preprocessing General Purpose Utilities Apply Gain and Offset Tiff image pilih OK Display New display Load RGB E. Kajian Teori Koreksi radiometrik merupakan prapemrosesan citra satelit untuk mengurangi kesalahan internal dan eksternal yang diakibatkan oleh radiasi elektromagnetik dan interaksi lainnya seperti atmosfer pada saat perekaman. Ada beberapa cara dalam mengoreksi dan memperjelas nilai spectral citra satelit. Koreksi radiometrik dapat dilakukan dengan transformasi linear, autoclip, level-slice, histogram matgh, histogram equalize, gaussian equalize, logarithmic, exponensial, dan display histogram (Supriatna dan Sukartono 2002). Proses koreksi radiometrik mencakup koreksi efek-efekyang berhubungan dengan sensor untuk meningkatkan kontras (enhancement) setiap piksel (picture element) dari citra, sehingga objek yang terekam mudah diinterpretasikan atau dianalisis untuk menghasilkan data/informasi yang benar sesuai dengan keadaan lapangan. koreksi radiometrik dilakukan agar informasi yang terdapat dalam data citra dapat dengan jelas dibaca dan diinterpretasikan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa: a. Penggabungan data (data fusion). Yaitu menggabungkan citra dari sumber yang berbeda pada area yang sama untuk membantu di dalam interpretasi. Sebagai contoh adalah menggabungkan data Landsat-TM dengan data SPOT. b. Colodraping. Yaitu menempelkan satu jenis data citra di atas data yang lainya untuk membuat suatu kombinasi tampilan sehingga memudahkan untuk menganalisa dua atau lebih variabel. Sebagai contoh adalah citra vegetasi dari satelit ditempelkan di atas citra foto udara pada area yang sama. c. Penajaman kontras. Yaitu memperbaiki tampilan citra dengan memaksimumkan kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikan dan merendahkan harga data suatu citra. d. Filtering. Yaitu memperbaiki tampilan citra dengan mentransformasikan nilai-nilai digital citra, seperti mempertajam batas area yang mempunyai nilai digital yang sama (enhance edge), menghaluskan citra dari noise (smooth noise), dan lainnya. e. Formula. Yaitu membuat suatu operasi matematika dan memasukan nilai-nilai digital citra pada operasi matematika tersebut, misalnya Principal Component Analysis (PCA). F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.1 Citra hasil koreksi radiometrik 2. Pembahasan Dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu dilakukan di gedung kuliah, dan peta yang digunakan yaitu Peta Pulau Mohinggito, dalam pelaksanaanya yang pertama kali dilakukan adalah membuka aplikasi ENVI, kemudian setelah membuka aplikasinya, memilih File pada menu aplikasi ENVI kemudian memilih Open Image File pada File. Pada saat membuka file praktikan memilih file MUL yang tertulis Tiff File, setelah file dibuka akan ada tampilan available bands list kemudian ada beberapa bands yang muncul dan yang dipilih hanya 3 bands yaitu band 3, band 2, dan band 1. Setelah bands terpilih kemudian klik RGB pada jendela available bands list, pada saat membuka file bands langsung di klik Load RGB karena ini adalah file pertama yang dibuka jadi langsung di Load RGB. Untuk membuat citra hasil koreksi radiometrik, langkah kedua yang dilakukan yaitu memilih Basic Tools pada menu, kemudian pada jendela Basic Tools dipilih Prepocessing, dari Prepocessing pilih atau klik General Purpose Utilities setelah itu pilih Apply Gain and Offset dan akan muncul jendela Gain and Offset input file, pada jendela ini ada dua menu pilihan yaitu select input file dan file information. Pada menu ini dipilih select input file karena yang akan di koreksi yaitu Tiff Image atau file dari MUL, kemudian klik OK akan muncul jendela Gain and Offset Values setelah itu pada jendela ini dipilih Choose dan disimpan file dengan nama Citra hasil koreksi radiometrik lalu klik OK. Akan muncul lagi jendela Available bands list klik pada RGB Color lalu pilih dari Gainoff 3 sampai Gainoff 1, kemudian pilih Display karena file yang akan dibuka adalah hasil koreksi radiometrik jadi klik New display kemudian Load RGB. Acara II A. Judul Praktikum Koreksi Geometrik B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mereferensi citra sehingga mempunyai koordinat 2. Dapat mengkoreksi citra secara geometri 3. Dapat mencocokkan citra secara geometri dengan citra yang menjadi dasar koeksi C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum penginderaan jauh 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini yakni : 1. Memilih File Open Image File Citra JPEG terkoreksi UTM Datum WGS 84 Zona (51) pilih OK Memory 1 Display New display. 2. Memilih Map Registration Image to Image Base image (Display 2) Warp Image (Display 1) pilih OK Ground Control Points Selection (3) Option Warp File Citra Hasil Koerksi Radiomertik Klik OK Choose Citra Hasil Koreksi Geometrik. E. Kajian Teori Koreksi geometri dalam perangkat lunak ENVI biasa disebut sebagai Registration, untuk mereferensi citra sehingga mempunyai koordinat geografi dan/atau mengkoreksi dan mencocokan secara geometri dengan citra yang menjadi dasar koreksi. Koreksi geometrik ini dilakukan dalam dua cara: image-to-image dan image-to-map. Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometric sistematik. F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.1 Input projection UTM Gambar 1.2 Select geographic Datum Gambar 1.3 Input Zona N = 51 Gambar 1.4 Available Bands list Memory 1 Gambar 1.5 Image to Image Registration Gambar 1.6 Dialog Ground Control Points Selection Gambar 1.7 Dialog Image to Image GCP list Gambar 1.8 Dialog input warp image Gambar 1.9 Layer warp image select input file Gambar 10. Available bands list Warp File Gambar 11. Citra Hasil Koreksi Geometrik 2. Pembahasan Pada praktikum acara ke 2 yaitu koreksi geometrik, langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil file Citra hasil koreksi radiometrik kemudian klik File pada Menu setelah itu pilih Open Image File dan File yang di ambil yaitu Citra dalam bentuk Foto atau JPEG yang sudah terkoreksi kemudian akan muncul saluran atau jendela JPEG World File Input Projection kemudian pilih UTM. Sesudah UTM dipilih kemudian klik Datum pada jendela JPEG dan pilih WGS-84, setelah WGS-84 dipilih pada saluran atau jendela JPEG kemudin pada Zona diubah atau diberi angka 51 untuk North kemudian klik OK akan muncul saluran available bands list untuk citra JPEG terkoreksi pada Memory I, setelah itu pilih RGB color kemudian pilih Display lalu klik New Display dari sini akan muncul citra JPEG yang sudah terkoreksi. Langkah kedua yaitu untuk membuat citra hasil koreksi dari geometrik dengan memilih Map pada Menu kemudian dari Menu Map pilih Registration setelah itu untuk menentukan koreksi dari geometrik yaitu dengan memilih Image to Image atau bisa juga Image to Map, tapi yang dipilih disini yaitu Image to Image atau dari foto ke foto. Setelah dipilih akan muncul saluran atau jendela image to image registration ada dua saluran yang tertera didalam yaitu Base Image dan Warp Image, pada Base Image dipilih display #2 dan untuk Warp Image yaitu display #1 kemudian klik OK. Setelah di klik OK akan muncul gambar yang beda, dari kedua gambar ini akan praktikan dituntut untuk menentukan titik point sebanyak 3 kali, untuk menentukan titik point ini pada gambar yang satu dengan yang satunya lagi harus sama peletakkan titik point pada gambar. Untuk bagaimana cara memberi angka titik pont pada gambar yaitu dengan Ground Control Points Selection, setelah gambar selesai diberi titik, pilih pada jendela Ground Points selection kemudian klik Add Points begitu seterusnya sampai titik ketiga. Setelah titik points ditentukan pada jendela pilih Option kemudian klik Warp File, pada jendela Warp file pilih file Citra hasil koreksi roadiometrik kemudian klik OK dan dipilih lagi Choose atau simpan dengan nama file Citra hasil koreksi Geometrik, setelah file disimpan kemudian klik OK akan muncul jendela available bands list, pada jendela ini pilih tiga citra hasil koreksi geometrik. Setelah dipilih klik pada RGB color kemudian pilih Display lalu klik pada New display, akan tampil gambar Citra hasil koreksi Geometrik. Acara III A. Judul Praktikum Penajaman Kontras B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mempertajam hasil citra agar lebih cerah 2. Dapat lebih mudah mengindentifikasi objek secara spasial C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum penginderaan jauh 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini yakni : 1. memilih File Open Image File citra koreksi geometrik Warp file Load RGB Enhance Interactive stretching File Save image file Image file JPEG Choose klik OK. E. Kajian Teori Penajaman kontras dilakukan untuk menajamkan hasil tampilan citra agar lebih cerah ataupun mengurangi kecerahan dan lebih mudah untuk mengidentifikasi obyek secara spasial. Histogram citra adalah suatu grafik yang menyatakan hubungan antara BV (brightness value) dengan frekuensi. Dari histogram pada suatu citra yang ada kita dapat menentukan berapa buah objek yang terdapat pada citra tersebut. Satu kurva sempurna mencerminkan satu buah objek. Jadi semakin banyak kurva yang terdapat pada suatu histogram maka semakin bervariasi pula objek pada citra tersebut. Untuk tiap band yang berbeda pada satu citra, memiliki histogram dengan bentuk kurva yang berbeda-beda pula. Untuk penajaman citra sendiri meliputi semua operasi yang menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan karakteristik visual yang berbeda (Projo, 1996). Citra baru disini maksudnya adalah citra dengan kenampakan yang lebih bagus dibanding dengan citra aslinya. Penajaman kontras (image enchancement) meliputi seluruh operasi untuk menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan karakteristik spektral yang berbeda. Penajaman kontras dilakukan untuk membuat citra memiliki kesan kontras yang lebih tinggi dari citra awal. Penajaman citra dilakukan dengan mentransformasikan nilai piksel, maka akan terbentuk nilai piksel maksmimum yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal dan umumnya nilai minimumnya lebih rendah dari nilai minimum awal. Penajaman citra atau biasa disebut dengan transformasi ini digunakan dalam meningkatkan kontras warna dan cahaya pada suatu citra. Proses ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses interpretasi dan analisis citra. Penajaman kontras dalam citra merupakan cara untuk memperbaiki tampilan dengan memaksimumkan kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikkan dan merendahkan harga suatu data citra. Histogram citra adalah grafik yang menggambarkan penyebaran nilai-nilai intensitas pixel dari suatu citra atau bagian tertentu dalam citra. Dengan menggunakan histogram, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Frekuensi kemunculan nisbi b. Kecerahan dan kontras dari sebuah gambar. Informasi penting dari histogram yaitu: a. Nilai hi menyatakan peluang pixel, P(i) dengan derajat keabuan i dimana jumlah seluruh hi sama dengan 1 b. Puncak histogram menunjukkan intensitas pixel yang menonjol c. Lebar dari puncak menunjukkan rentang kontras dari gambar. Citra yang mempunyai kontras terlalu terang atau gelap memiliki histogram yang sempit dan hanya menggunakan setengah dari daerah derajad keabuan.Citra yang baik memiliki histogram yang mengisi daerah derajat keabuan secara penuh dengan distribusi yang merata pada setiap intensitas pixel. F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.1 Histogram_source #1 Red Gambar 1.2 Histogram_source #2 Green Gambar 1.3 Histogram_source #3 Blue Gambar 1.4 Citra Hasil Penajaman Kontras 2. Pembahasan pada praktikum yang ketiga yaitu mempertajam kontras pada citra dan langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan membuka File citra hasil koreksi geometrik kemudian pada citra tersebut terdapat beberapa pilihan dan yang dipilih hanya salah satu dari beberapa menu ini yaitu Menu Enhance, setelah pada Enhance dipilih Interactive stretching, dari Interactive stretching akan muncul jendela Histogram Source yang pertama yaitu #1Red :warp. pada Histogram Source Red ada dua saluran, yang pertama yaitu input histogram dan yang kedua output histogram. yang di gerakkan atau yang yaitu saluran Input histogram kemudian tarik kedua garis kearah yang berlawanan yaitu kekiri sampai tidak memiliki nilai 0.00 dan kekanan juga sama tetapi sudah memiliki nilai, begitu pula lakukan hal yang sama pada Histogram Source Green dan Blue. Acara IV A. Judul Praktikum Filtering B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat memproses citra berdasarkan bentuk morfologinya 2. Dapat mengekstraksi informasi terkait dengan tekstur pada citra 3. Dapat mereduksi Adaptive filters noise dari citra yang smooth, menjadi citra yang mempunyai penajaman pada tepinya 4. Dapat memfilter data citra dalam domain frekuensi C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum penginderaan jauh 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini yakni : 1. Memilih File Citra hasil koreksi geometrik Filter Convolution and Morfologhy Image add back diganti nilainya dengan 51% apply 2. Choose atau simpan dengan nama Citra Hasil Filtering 3. Filtering tekstur Occurrence measures Choose 4. Filtering adaptife Enhance lee, Localn Sigma, Gamma Choose 5. Filtering FFT Citra hasil Geometrik Choose E. Kajian Teori Filtering merupakan suatu metode untuk menonjolkan suatu kenampakan pada citra sehingga lebih mudah dibedakan dengan kenampakan lain. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Fungsi dari filter pada pemrosesan citra adalah untuk menyeleksi suatu nilai piksel sehingga memiliki variasi nilai yang mampu menggambarkan kenampakan dengan lebih jelas dari citra asli. Untuk dapat menampilkan citra yang lebih jelas daripada citra aslinya maka diperlukan suatu penonjolan dan penyamaran dari nilai piksel. Dengan dilakukan operasi filtering diharapkan interpretasi visual dapat dilakukan dengan lebih mudah karena kenampakan menjadi lebih jelas. Berbagai metode dalam filtering dapat digunakan untuk menonjolkan aspek fisiografi pada citra. Melalui teknik pemfilteran, variasi relief yang kurang jelas pada citra asli dapat ditonjolkan, sehingga topografi suatu bentuklahan tertentu dapat dibedakan dari yang lain secara lebih baik (Projo Danoedoro, 1996). Aplikasi filtering dalam menonjolkan aspek fisiografi dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya dengan filter high pass, laplace, directional, shadow filter dan sebagainya. Filter yang tersedia di ENVI antara lain: Convolution, Morphological, Texture, Adaptive, dan FFT filtering. Filtering biasa digunakan untuk menajamkan citra dengan jalan menghilangkan beberapa frekuensi spasial. Frekuensi spasial dapat dijelaskan sebagai variasi dari brightness, atau DN, dengan jarak, dan citra berisi berbagai macam frekuensi spasial yang berbeda. Sebagai contoh; menghilangkan variasi frekuensi tinggi dalam citra untuk menghasilkan citra yang smooth (tekstur halus). Gunakan Convolution filtering untuk memfilter citra berdasarkan domain spasial. Gunakan Morphological filters untuk memproses citra berdasarkan bentuk. Gunakan texture filters untuk mengekstraksi informasi terkait dengan tekstur pada citra. Gunakan Adaptive filters untuk mereduksi noise dari citra yang smooth, menjadi citra yang mempunyai penajaman pada tepinya. Dan gunakan Fourier Filtering untuk memfilter data citra dalam domain frekuensi. F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.1 Dialog Convolution and Morfologhy Gambar 1.2 Layer Convolution Input File Gambar 1.3 Available bands list Conv Filtering Gambar 1.4 Citra hasil Filtering Gambar 1.5 Available bands list tekstur Gambar 1.6 Citra hasil Filtering Tekstur Gambar 1.7 Citra hasil filtering Enhance Lee Gambar 1.8 Citra hasil filtering Local sigma Gambar 1.9 Citra hasil filtering Gamma Gambar 10. Citra hasil fitering FFT 2. Pembahasan Pada pratikum keempat adalah memfilter citra dengan langkah pertama yang dilakukan yaitu membuka file citra hasil koreksi geometrik kemudian pilih Filter pada Menu, setelah praktikan memilih Convolution and Morfologhy karena yang pertama dilakukan yaitu memfilter citra berdasarkan domain spasial dan yang kedua memproses citra berdasarkan bentuk. Langkah kedua yaitu memfilter tekstur pada citra, untuk memfilter tekstur pada citra dengan cara memilih filter pada menu kemudian pilih occurrence measures akan muncul jendela Available bands list, setelah itu pilih tiga band yaitu Varience, Mean, Data Range kemudian klik New Display akan muncul citra hasil filtering tekstur. tekstur dimana citra yang di hasilkan halus. Langkah ketiga yaitu memfilter adaptife, pada adaptife ini dilakukan sebanyak tiga kali dan yang pertama dipilih pada menu yaitu Enhance Lee dengan menggunakan citra hasil geometrik kemudian klik OK setelah itu pilih Choose untuk menyimpan File dengan nama citra hasil Filtering Enhance Lee. Untuk langkah selanjutnya juga samauntuk hasil yang citra filter yang praktikan inginkan. Acara V A. Judul Praktikum Transformasi NDVI B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengubah data asli (awal) menjadi data keruangan yang lain. 2. Dapat menggabungkan dua citra. 3. Dapat meningkatkan kualitas spasial dan spektral yang dihasilkan. C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum penginderaan jauh 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini yakni : 1. Memilih File Open Image File Tiff file MUL Tranform NDVI 2. Mengklik kanan pada gambar MUL Quick Stat File Save Result to text file klik OK Menyimpan dengan nama data tranformasi NDVI. E. Kajian Teori Transforms merupakan operasi citra yang akan mengubah data asli (awal) menjadi data keruangan yang lain, biasanya digunakan dengan fungsi linear. Tujuan dari hampir semua jenis transformasi adalah mempresentasikan informasi agar citra lebih mudah diinterpretasi dibandingkan citra aslinya. Transformasi ada yang mempunyai kecenderungan ke arah domain spasial seperti Image Sharpening (image merging, image fusion), yang digunakan untuk menggabungkan dua citra yang mempunyai tujuan meningkatkan kualitas spasial dan spektral pada citra yang dihasilkan. Contoh: Citra Landsat ETM+ digabungkan dengan Citra SPOT. Transformasi yang mempunyai kecenderungan ke arah domain spektral antara lain NDVI (sebagai indeks vegetasi) dan Tasseled Cap (indeks kecerahan, indeks kebasahan). Perbaikan citra (image Enhancement)Perbaikan citra bertujuan meningkatkan kualitas tampilan citra untuk pandangan manusia atauuntuk mengkonversi suatu citra agar memiliki format yang lebih baik sehingga citra tersebutmenjadi lebih mudah diolah dengan mesin (computer).Perbaikan citra dapat dilakukan sebagai berikut :Operasi TitikHistogramHistogram citra sangat berkaitan dengan berbagai teknik pengolahan citra, terutama metode-metode yang tergolong dalam operasi titik. Histogram citra menunjuk pada histogram dari nilaiintensitas pixel. Histogram menampilkan banyak pixel dalam suatu citra yang dikelompokkanberdasarkan level nilai intensitas pixel yang berbeda. Pada citra grayscale 8 bit, terdapat 256 levelnilai intensitas yang berbeda maka pada histogram akan ditampilkan secara grafik distribusi darimasing-masing 256 level nilai pixel tersebut. Histogram terdiri dari : a. Penyesuaian Kecerahan (Brightness Adjustment) b. Negasi (Negation) c. Koreksi Gamma (Gamma Correction) d. Perenggangan Kontraks (Contrast Strecching) e. Pengirisan Intensitas (Intensity Slicing) f. Pemisahan Bit g. Pemampatan Rentangan (Renge Compression) h. Ekualisasi Histogram (Histogram Equalization) i. Ekualisasi Histogram Adaptif (Adaptif Histogram Equalization) j. Penajaman Lokal k. Pengurangan Citra (Image Substraction) l. Perata-rataan Citra (Image Averaging) F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.1 Citra bhasil transformasi NDVI Gambar 1.2 Data hasil transformasi NDVI 2. Pembahasan pada praktikum kelima yaitu untuk menghasilkan citra gambar langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan memilih menu FILE MUL pada menu bar, selanjutnya kita pilih Open Image File untuk membuka gambar yang akan kita buatkan citranya pada drive computer. Setelah memilih file gambar berformat TIF maka Aplikasi akan menampilkan sebuah jendela Available Band List, pada jendela baru terdapat pilihan Gray Scale dan RGB Color disini kita memilih RGB Color setelah itu kita pilih Band 3, Band 2, dan Band 1 selanjutnya klik Load RGB aplikasi akan mengimput citra dan menghasilkan jendela CITRA Langkah kedua untuk menghasilkan citra transform pilih pada menubar Transform maka akan terbuka jendela NDVI Calculation Parameters yang terdapat data dan informasi, pada Select Input File kita pilih Citra yang kita buat tadi lalu klik Ok maka aplikasi menampilkan Jendela baru NDVI Calculation Parameters klik Choose pilih folder untuk menyimpan berinama file Data kilk open lalu ok tunggu sampai NDVI selesai memproses dan kembali ke jendela Available Band List pilih Gray Scale selanjutnya pilih Display, New Display terbuka jendela #2 Image klik load band maka tampil sebuah jendela baru menampilkan citra transform. Langkah terakhir untuk menghasilkan data hasil Transformasi NDVI kita pilih jendela citra pertama #1, pada jendela citra pertama klik kanan Pilih Quick Stat maka aplikasi menampilkan Statistics Result yakni data hasil transform, untuk menyimpan data kita cukup mengklik file lalu pilih Save results to text file, pilih choose pada jendela tersebut kemudian pilih drive atau folder untuk menyimpa data, dan berinama data hasil tranformasi NDVI dan klik open terakhir klik Ok. Acara VI A. Judul Praktikum Klasifikasi Spektral B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengelompokkan piksel dalam data set menjadi kelas-kelas yang berkorespondensi dengan kelas training yang telah didefinisikan oleh pengguna. 2. Dapat mengkelaskan piksel dalam sebuah data set berdasarkan hanya pada nilai statistik, tanpa ada campur tangan ataupun ketetapan berupa kelas training yang diberikan pengguna. C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini yakni : 1. ENVI menyediakan Kmeans dan Isodata untuk metode klasifikasi unsupervised. Klasifikasi supervised meliputi metode yang sederhana seperti parallelpiped, minimum distance, maximum likelihood, dan mahalonibis, sampai dengan Binary Encoding, Neural Net, dan Spectral Angle Mapper (SAM). Post klasifikasi termasuk clump, sieve, combine classes, dan perangkat tampilan klasifikasi yang interaktif. 2. Menggunakan menu Classification untuk mengakses fungsi klasifikasi ENVI. Fungsi ini meliputi supervised dan unsupervised classification, collectin endmembers, classifying previous rule images, menghitung class statistics dan confusion matrices, penerapan mayoritas dan analisis ke klasifikasi citra, clumping dan sieving classes, mengkombinasikan kelas, overlay kelas pada citra gray scale, menghitung daerah penyangga/buffer, menghitung segmentasi, dan pengeksporan kelas ke layer vektor. E. Kajian Teori Klasifikasi citra dalam penginderaan jauh merupakan kegiatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengindentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Dalam mengindentifikasi objek tersebut ditemukan faktor-faktor ketidakpastian, karena itu perlu adanya suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan jenis objek tersebut. Metode fuzzy logic sangat efektif untuk menjelaskan faktor-faktor ketidakpastian dalam proses mengindentifikasi suatu objek di citra, dimana objek tersebut merupakan daerah tutupan lahan, dimana faktor-faktor ketidakpastian tersebut merupakan hal yang sering muncul. Dengan metode fuzzy faktor-faktor ketidakpastian dalam menentukan jenis objek pada tutupan lahan dapat diperhitungkan sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan suatu objek. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini dapat membantu dalam menentukan jenis objek pada Klasifikasi citra. Klasifikasi multispektral dapat dilakukan menggunakan berbagai metode (Jensen, 2005), antara lain:  berdasarkan algoritma statistik parametric dan nonparametric, menggunakan data skala-rasio dan skala-interval, dan metode nonmetric juga dapat memasukkan data skala nominal,  menggunakan klasifikasi logik supervised atau unsupervised,  menggunakan klasifikasi logik hard atau soft (fuzzy) set classification untuk menghasilkan output tematik hard atau fuzzy,  menggunakan klasifikasi logik per-pixel atau object-oriented classification, dan  pendekatan hybrid. Fungsi klasifikasi pada ENVI ada pada menu Classification. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: klasifikasi supervised dan unsupervised, collecting endmembers, classifying previous rule images, calculating class statistics dan confusion matrices, applying majority dan minority analysis to classification images, clumping dan sieving classes, combining classes, overlaying classes on grayscale images, calculating buffer zone images, calculating segmentation images, dan ekspor kelas ke layer vektor. 1. Klasifikasi Supervised Klasifikasi Supervised digunakan untuk mengelompokkan piksel dalam data set menjadi kelas-kelas yang berkorespondensi dengan kelas training yang telah didefinisikan oleh pengguna. Kelas training merupakan grup-grup piksel (ROIs = Regions of Interest) atau spektral individual. Pilih kelas tersebut sebagai area yang representatif atau materi-materi yang ingin dipetakan sebagai output. ROIs sebaiknya homogen. Separability dari ROIs dapat diuji dengan mengekspor ke n-D Visualizer dan melihat distribusi dari titik-titik dalam tiap ROI (seharusnya mengelompok dan rapat) dan melihat overlap antara kelas (seharusnya tidak overlap). Instruksi lebih detil dapat dilihat pada Exporting ROIs to the n-D Visualizer. Hasil dari nilai separability antara pasangan ROI juga dapat dilihat pada Computing ROI Separability. Teknik klasifikasi supervised (terselia) termasuk Parallelepiped, Minimum Distance, Mahalanobis Distance, Maximum Likelihood, Spectral Angle Mapper (SAM), dan Binary Encoding, serta termasuk juga Neural Net. 2. Klasifikasi Unsupervised Klasifikasi Unsupervised digunakan untuk mengkelaskan piksel dalam sebuah data set berdasarkan hanya pada nilai statistik, tanpa ada campur tangan ataupun ketetapan berupa kelas training yang diberikan pengguna. Teknik klasifikasi unsupervised yang disedikaan pada ENVI ada dua, yaitu: Isodata dan K-Means. F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.1 Citra hasil klasifikasi supervised Gambar 1.2 Citra hasil klasikasi unsupervised 2. Pembahasan Untuk membuat klasifikasi spectral pada aplikasi ENVI 4.2 pertama-tama kita harus membuka file mul yang akan dibuat Klasifikasi Spektral dengan cara klik file pada menubar Open Image File lalu pilih file yang ada klik open, kemudian aplikasi akan membuka jendela baru Available Band List selanjutnya kita pilih RGB dan mulai mengklik Band 3, Band 2 dan Band 1 lalu klik OK. Setelah diklik ok aplikasi akan menampilkan jendela Citra, untuk membuat Klasifikasi Spectral setelah citra ditampilkan kita masuk ke menubar lalu klik Overlay dimenu ni kita pilih Region Of Interest yang akan menampilkan ROI TOOL pada jendela ini kita akan membuat 5 Region, Region pertama warna merah kemudian di gambar pada area citra setelah digambar klik kanan 2 kali pada mouse untuk mengaktifkan fill warna ,selanjutnya region 2 untuk warna hijau, region 3 warna biru, region 4 warna kuning dan region 5 biru, dibuat seperti pada region pertama. Sesudah itu kita select all pada dialog roi tool. Untuk menyimpan file klik file pada menubar lalu pilih save ROIs dan akan terbuka sebuah dialog Save ROIs to file klik select all items selanjutnya klik choose beri nama file data ROis klik Open lalu ok pada dialog Save ROis To File sampai data ROIs tersimpan . Setelah itu kita akan membuat supervisor, caranya klik classification pada menubar selanjutnya klik maximum likelihood pilih file mul lalu klik ok maka akan tampil sebuah dialog Maximum Likehood Parameters lalu klik Select All Regions kemudian simpan dua file output class dan output rule berinama kedua file tersebut lalu klik Ok tunggu sampai proses penyimpanan selesai dapat dilihat dari kotak dialog. Setelah proses penyimpanan selesai kita masuk ke kotak dialog Available Bad List, selanjutnya pilih Max Like, klik Display, New display maka akan tampil sebuah dispal baru tampa citra, untuk menampilkan citra klik Load Band maka citra hasil Max Like. Untuk menyimpan gambar klik file pada display 2 lalu save image as. Sekarang kita masuk ke langkah terakhir yaitu Unsupervised, dengan cara klik Clasification pada menubar, pilih Unsupervised klik IsoData pilih file mulnpada dialog classification Input File, lalu klik Ok maka akan masuk ke kotak dialog ISODATA Parameters pilih choose save dengan nama isodata klik open lalu klik ok tunggu sampai proses selesai. Lalu kita masuk pada Available Band List pilih file ISODATA selanjutnya klik Display, new Display kemudian klik load band sampai display 3 menampilkan file isodata. Acara VII A. Judul Praktikum Konversi Data B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengkonversi hasil klasifikasi dalam format raster ke format vektor. 2. Dapat membuat garis kontur pada citra. C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum penginderaan jauh 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini yakni : 1. Memilih File mengambil File Tiff pada MUL Overlay Contour Lines Apply File Outputn Contour. 2. menyimpan file atau Klik Choose lalu simpan dengan nama Peta Kontur 3. Load Select new Vektor Window File Export active layer to shapfile 4. Menyimpan File dengan nama citra hasil shapfile klik open lamu Ok E. Kajian Teori Konversi Data adalah mengadaptasi data pada sebuah program agar dapat di operasikan karna tidak semua format data sesuai dengan sebuah program tertentu. Bit adalah ukuran terkecil data dalam sebuah komputer. Bit biasanya hanyalah merupakan pilihan antara 0 dan 1. Dimana 0 biasanya berarti ‘Off’ dan 1 berarti ‘On’. Pada akhirnya komputer akan mengkombinasikan kedua pilihan tersebut menjadi format digital yang lebih kompleks untuk merepresentasikan data. Byte adalah merupakan kumpulan beberapa bit (1 Byte = 8 bit). Byte biasanya merepresentasikan sebuah karakter (Misalkan seperti A, ?, -, dll). Karakter ini bisa berupa huruf, angka ataupun simbol tertentu. Konversi data dalam ENVI secara umum dibagi menjadi dua yaitu konversi Raster to Raster dan konversi Raster to Vector. Konversi Raster to Raster menyangkut konversi data dari fomat Raster ENVI ke format perangkat pengolahan citra lainnya dan format raster standar. Konversi Raster to Vector biasanya dilakukan setelah proses raster selesai, misalnya mengkonversi hasil klasifikasi dalam format raster ke format vektor. Format vektor yang dimaksud adalah format vektor ENVI dan format vektor perangkat lunak lain. Contoh konversi dari data raster Citra Radar SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) ke datar vektor garis kontur. Gunakan pilihan Contour Lines untuk overlay garis kontur pada citra. Garis kontur dapat diturunkan dari citra yang sedang ditampilkan atau dari citra yang berbeda. Sebagai contoh, ekstraksi garis kontur dari digital elevation model (DEM) dan dioverlaykan pada citra lain yang ditampilkan (sudah co-registered) F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.1 Peta Kontur Gambar 1.2 Citra hasil Contour Plot 2. Pembahasan Selanjutnya kita akan membuat contour peta, caranya pada jendela citra terdapat menubar File, Overlay, Enchance, Tools dan Window disini kita pilih Overlay kemudian pilih Contour Lines aplikasi akan menampilkan jendela Contour Band Choice pada jendela ini kita memilih salah satu Band diantara 4 Band yang ada, sebagai contoh saya memilih Band 3 klik Ok lalu Aply pada jendela Contour Plot pada jendela citra akan menampilkan contour peta selanjutnya pada jendela contur plot klik file lalu pilih Output Contour to EVF pilih choose simpan dengan nama Peta Countur klik ok tunggu sampai aplikasi selesai meload dan menampikan jendela Available Vectors List, pada jendela ini terdapat vector layers pilih file Mul yang ada lalu klik Load Selected langkah selanjutnya adalah memilih New Vector Window pada jendela Load Vector klik Ok maka Akan tampil sebuah jendela Vector Windows yang menampilkan citra contour selanjutnya plih file pada menubar Vector Windows pilih Export Active Layers to Shapefile, pilih chose pada jendela output EVF Layer To Shapefile kemudian simpan dengan NAMA Citra hasil shapfile kemudian klik Ok. Acara VIII A. Judul Praktikum Output (Layout Peta) B. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menggunakan Quick Map untuk menghasilkan output 2. Dapat membuat logo citra peta output secara tepat C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Laptop (PC) 2. ENVI® (the Environment for Visualizing Images 3. Alat Tulis Menulis (ATM) 4. Modul praktikum penginderaan jauh 5. LCD D. Langkah Kerja Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini yakni : 1. Memilih File pada menubar untuk membuka jenis file MUL 2. Quick Map New Quick Map ganti Inchie dengan Cm klik OK 3. Klik File pada gambar lalu simpan dengan nama Peta Pulau Mohinggito E. Kajian Teori ENVI menggunakan QuickMap untuk menghasilkan output, perlengkapan ini merupakan cara yang mudah untuk membuat sebuah peta dalam ENVI. Secara cepat dapat menambah grid lines, scale bars, titles, north arrows, declination diagrams, dan logo citra untuk membuat peta output secara cepat. Ketika semua telah diatur parameternya, seting tersebut dapat disimpan sebagai QuickMap template yang dapat digunakan untuk citra lain. Setelah peta output dibuat, perubahan tambahan dapat dilakukan dengan kemampuan overlay interaktif (contoh: annotation) yang dapat ditemukan dari menu bar Image window dan peta output dapat dijadikan Postscript atau ke standard printer. F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Gambar 1.2 Peta Quickbird Pulau Mohinggito 2. Pembahasan Untuk membuat peta kita terlihat lebih indah adalah dengan kita membuat Layout Peta, Langkah-langkah untuk membuat Layout Peta pertama-tama pada jendela Citra #1 kita plih File pada menubar selanjutnya klik Quick Map lalu New Quick Map yang menampilkan jendela Quick Map Layers disini kita harus mengubah satuan Inchi ke Centimeter (CM) klik ok tunggu beberapa saat sampai aplikasi menampilkan Quick Map Image Selection selanjutnya ubah skala menjadi 1:70.000 klik ok sehingga aplikasi menampilkan Quick Map Parameter disini kita akan memasukkan judul peta (main tittle), Sumber (Lower Left Text) dan Nama Pembuat Peta (Lower Right Text) klik Apply lalu tunggu beberapa saat untuk menampilkan hasil layout peta, untuk menyimpan hasilnya kita klik File save, save image file, simpan dan berinama Layout Peta. Daftar Pustaka Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta Anonim. 2013 Koreksi Radiometrik.. http://profilanakangin.wordpress.com/share-gis. Diakses hari selasa tanggal 18 juni 2013 Anonim. 2013 Penajamn Kontras dan pemrosesan citra. http://pencariilmu-goresantinta.blogspot.com/2011/09. Diakses hari selasa tanggal 18 juni 2013 Anonim. 2013 Pengenalan Histogram http://igun.blogspot.com/2013/04/.html. diakses hari selasa tanggal 18 juni Anonim. 2013. Transformasi Citra. http://www.slideshare.net. Diakses hari selasa tanggal 18 Juni 2013 Petunjuk Praktikum Pemrosesan Citra Digital. 2009. Prodi Karotgrafi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM. Purwadhi Sri Hardiyanti, Sanjoto Tjaturahono. 2009. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Semarang. Pusat Data Penginderaan Jauh LAPAN dan Jurusan Geografi UNS.

Mineralogi dan Petrologi

Nama  : Ike Abdullah
Nim    : 451411018
Kelas : Geografi C
Tugas : Mineralogi dan Petrologi

Soal
1.        Apa yang dimaksud dengan kristalografi dan mineralogi ?
2.        Jelaskan cara penggambaran 7 sistem kristal dan berikan masing-masing 5 contoh !
3.        Jelaskan tata identifikasi mibneral secara fisik !
4.        Jelaskan cara pengklasifikasian mineral, berikan masing-masing 3 contoh mineralnya dan kegunaannya !

            Jawaban
1.        Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang  mempunyai susunan atom atau molekul yang teratur. Sedangkan Mineralogi  ilmu yang mempelajari tentang mineral-mineral, baik sebagai kesatuan yang disebut batuan maupun sebagai bahan itu sendiri sebagai penyusun kerak bumi/litosfer.

2.        Berikut ini 7 Penggambaran sistem kristal :
a.       Sistem Isometrik

http://4.bp.blogspot.com/_f-1VZrJwb4A/S80VPb2XD6I/AAAAAAAAAGI/YuhkvOEPbgQ/s200/ISOMETRIK.jpg

Deskripsi:
Panjang a1 = a2 = a3 (biasanya ditulis sebagai sumbu a semua).
Sumbu a, b, dan c saling tegak lurus (membentuk sudut siku-siku).
Nama bangun ruang: KUBUS
Contohnya : Emas, Intan, tembaga, perak, bornit

b.      Sistem Tetragonal

http://1.bp.blogspot.com/_f-1VZrJwb4A/S80V8GV9jfI/AAAAAAAAAGQ/u7UiMgZeJbA/s200/TETRAGONAL.jpg

Deskripsi:
Panjang a1 = a2 ≠ c (biasanya sumbu a1 dan sumbu a2 ditulis sebagai sumbu a).
Sumbu c bisa lebih panjang (columnar) atau lebih pendek (stout) dari sumbu a.
Sumbu a, b, dan c saling tegak lurus (membentuk sudut siku-siku).
Nama bangun ruang: BALOK (PRISMA PERSEGI)
Contohnya : khalkopirit, pirolusit, kasiterit, kalsit

c.       Sistem Ortorombik  

http://4.bp.blogspot.com/_f-1VZrJwb4A/S80WGW9zduI/AAAAAAAAAGY/y5hE5mgpkK4/s200/ORTOROMBIK.jpg
Deskripsi:
Panjang a ≠ b ≠ c.
Sumbu a = sumbu brachy, sumbu b = sumbu macro, sumbu c = sumbu basal.
Sumbu a, b, dan c saling tegak lurus (membentuk sudut siku-siku).
Sumbu a terpendek dan sumbu b terpanjang.
Nama bangun ruang: BALOK (PRISMA PERSEGI PANJANG)
Contohnya : sulfur, stibnit, witerit, barit, anhidrit
d.      Sistem Hexagonal

http://3.bp.blogspot.com/_f-1VZrJwb4A/S80Wf2fQfwI/AAAAAAAAAGg/g5H4YGOwEC4/s200/HEXAGONAL.jpg

Deskripsi:
Panjang a = b = d ≠ c (biasanya sumbu a, b, dan d ditulis sebagai sumbu a).
Sumbu a, b, dan d terletak dalam satu bidang datar dan saling membentuk sudut 60o.
Sumbu a, b, dan d tegak lurus terhadap sumbu c (membentuk sudut siku-siku).
Sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari sumbu a.
Nama bangun ruang: PRISMA SEGIENAM
Contohny : grafit, korundum, hematit, vanadinit, kuarsa

e.       Sistem Trigonal
http://4.bp.blogspot.com/_f-1VZrJwb4A/S80Wx_SRjUI/AAAAAAAAAGo/iHlQpApHOxM/s200/TRIGONAL.jpg
Deskripsi:
Panjang a = b = d ≠ c (biasanya sumbu a, b, dan d ditulis sebagai sumbu a).
Sumbu a, b, dan d terletak dalam satu bidang datar.
Sumbu a, b, dan d tegak lurus terhadap sumbu c (membentuk sudut siku-siku).
Sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari sumbu a.
Nama bangun ruang: PRISMA SEGITIGA
Contohnya : bismut, kalsit, magnesit, siderit, dolomit

f.       Sistem Monoklin

http://3.bp.blogspot.com/_f-1VZrJwb4A/S80XBDuj_5I/AAAAAAAAAGw/d1lUXzbr-kk/s200/MONOKLIN.jpg
Deskripsi:
Panjang sumbu a ≠ b ≠ c.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b.
Sumbu b tegak lurus terhadap sumbu c.
Sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a (membentuk sudut β).
Sumbu a = sumbu clino, sumbu b = sumbu ortho, sumbu c = basal.
Nama bangun ruang: PRISMA JAJAR GENJANG
Contohnya : realgar, arsenopirit, psilomelan, manganit, gipsum

g.      Sistem Triklin
http://3.bp.blogspot.com/_f-1VZrJwb4A/S80XX6Qs5BI/AAAAAAAAAG4/oWaocMOeSfQ/s200/TRIKLIN.jpg
Deskripsi:
Panjang sumbu a ≠ b ≠ c.
Sumbu a, b, dan c tidak saling tegak lurus.
Sumbu a, b, dan c saling berpotongan membuat sudut miring tidak sama besar (membentuk sudut α, β, γ).
Sumbu a = sumbu clino, sumbu b = sumbu ortho, sumbu c = basal.
Nama bangun ruang: TRIKLIN
Contohnya : kaolinit, albit, anorthite, rodokrosit, Labradorite

3.        Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral secara cepat, yaitu :
a.    Bentuk kristal (crystall form)
     Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah Triklin, Monoklin, Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal dll.
     Sistem kristal Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan “Natrium Chlorida”.
     Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral “Halit” yang padat. Mineral “kuarsa”, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “oktahedron” dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya terdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda.
Kalsit

b. Berat jenis (specific gravity)
     Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3. Kepadatan relatif, atau berat jenis, adalah rasio kerapatan (massa satuan volume) suatu zat dengan densitas bahan referensi yang diberikan. Spesifik gravitasi biasanya berarti kepadatan relatif terhadap air. Istilah "densitas relatif" sering lebih disukai dalam penggunaan ilmiah modern.
Jika kepadatan relatif suatu zat adalah kurang dari satu maka kurang padat dari referensi, jika lebih besar dari satu maka itu lebih padat daripada referensi. Jika kepadatan relatif adalah tepat satu maka kerapatan adalah sama, yaitu, volume sama dari kedua zat memiliki massa yang sama. Jika materi referensi adalah air maka substansi dengan kepadatan relatif (atau berat spesifik) kurang dari satu akan mengapung di air. Sebagai contoh, sebuah kubus es, dengan kepadatan relatif dari sekitar 0,91, akan mengambang.          Zat dengan kerapatan relatif yang lebih besar dari satu akan tenggelam.
Suhu dan tekanan harus ditetapkan untuk kedua sampel dan referensi. Tekanan hampir selalu 1 atm sama dengan 101,325 kPa. Bila tidak lebih biasa untuk menentukan densitas langsung. Temperatur untuk kedua sampel dan referensi bervariasi dari industri ke industri. Dalam prakteknya pembuatan bir Inggris, gravitasi spesifik sebagaimana ditentukan di atas dikalikan dengan 1000 [3.] Gravitasi Tertentu umumnya digunakan dalam industri sebagai alat sederhana untuk memperoleh informasi tentang konsentrasi larutan berbagai bahan seperti brines, gula larutan (sirup, jus , honeys, bir wort, harus, dll) dan asam.

c. Pecahan (fracture)
     Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
     Kristal berpisah terjadi ketika mineral istirahat di sepanjang bidang kelemahan struktural akibat stres eksternal atau bersama pesawat komposisi kembar. istirahat Perpisahan sangat sama kelihatannya dengan pembelahan, tetapi hanya terjadi karena stres. Contoh mencakup magnetit yang menunjukkan perpisahan oktahedral, perpisahan rombohedral dari korundum dan perpisahan basal di pyroxenes. Pecahan dapat dibedakan menjadi :
a)      Pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan.
b)      Pecahan berserat/_brus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes, augit;
c)      Pecahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
d)     Pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung;
e)      Pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, contohnya mineral kelompok logam murni.
f)       Tanah, bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.

d. Warna (color)
     Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.

e. Kekarasan (hardness)
     Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs. Skala Mohs tersebut meliputi :
1.      Talc, mudah digores dengan kuku ibu jari.
2.      Gypsum, mudah digores dengan kuku ibu jari.
3.      Kalsit, mudah digores dengan pisau.
4.      Fluorit, mudah digores dengan pisau.
5.      Apatit, dapat dipotong dengan pisau.
6.      Feldspar, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau di bagian pinggir.
7.      Kuarsa, dapat menggores kaca.
8.      Topaz, dapat menggores kaca.
9.      Korundum, dapat menggores topaz.
10.  Intan, dapat menggores korondum.
     Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. Dengan lain perkataan SKALA MOHS adalah Skala relative. Dari segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9 kira-kira 9 kali sekeras no. 1, tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1
     Untuk pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kku tangan, pisau baja dan lain-lain. Alat penguji Derajat Kekerasan Mohs adalah :
Kuku manusia 2,5
Kawat tembaga 3
Pecahan kaca 5,5 – 6
Pisau baja 5,5 – 6
Kikir baja 6,5 – 7

f. Goresan pada bidang (streak)
     Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas. The streak (juga disebut warna bubuk) mineral adalah warna serbuk yang dihasilkan ketika digoreskan di permukaan suatu benda. Tidak seperti warna jelas mineral, yang bagi kebanyakan mineral bisa sangat bervariasi, jejak halus serbuk tanah umumnya memiliki karakteristik warna yang lebih konsisten, dan dengan demikian merupakan alat diagnostik yang penting dalam identifikasi mineral. Jika tidak ada streak tampaknya dibuat, streak mineral itu dikatakan putih atau tidak berwarna. Streak sangat penting sebagai diagnostik untuk buram dan bahan berwarna. Hal ini kurang berguna untuk mineral silikat, sebagian besar yang memiliki garis putih dan terlalu sulit untuk bubuk dengan mudah.
Warna jelas dapat sangat bervariasi karena jejak kotoran atau struktur kristal terganggu makroskopik. jumlah kecil dari sebuah kotoran yang sangat menyerap panjang gelombang tertentu secara radikal dapat mengubah panjang gelombang cahaya yang tercermin spesimen, dan dengan demikian mengubah warna jelas. Namun, ketika spesimen menyeret untuk menghasilkan coret, itu dibagi menjadi kristal mikroskopis yang berorientasi secara acak, dan kotoran kecil tidak sangat mempengaruhi penyerapan cahaya.
     Permukaan di mana mineral tersebut diseret disebut piring coret "," dan umumnya terbuat dari ubin porselen tanpa glasir. Dengan tidak adanya piring coret, bagian bawah tanpa glasir dari mangkuk atau vas porselen atau belakang ubin berlapis akan bekerja. Kadang-kadang kilat lebih mudah atau akurat digambarkan dengan membandingkannya dengan streak "" dibuat oleh yang lain streak plate.
     Karena jejak tertinggal hasil dari mineral yang dihancurkan menjadi serbuk, kilat hanya dapat dibuat dari mineral lebih lembut daripada piring coret, sekitar 7 pada skala Mohs kekerasan mineral. Dalam hal mineral lebih keras, warna serbuk dapat ditentukan dengan mengisi atau menghancurkan dengan palu contoh kecil, yang kemudian biasanya menggosok piring coret. Kebanyakan mineral yang keras memiliki garis putih tidak membantu.
     Beberapa mineral meninggalkan coret mirip dengan warna alami mereka, seperti cinnabar dan azurite. mineral lainnya meninggalkan warna mengejutkan, seperti fluorit, yang selalu memiliki garis putih, meskipun dapat muncul dalam warna ungu, biru, kuning, atau hijau kristal. Hematit, yang hitam dalam penampilan, meninggalkan garis merah yang meliputi nama, yang berasal dari kata Yunani "haima," yang berarti "darah." Galena, yang dapat sama kelihatannya dengan hematit, mudah dibedakan dengan garis abu-abu nya.

g. Kilap (luster)
     Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.
     Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukanlogam. Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit. Kilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
1.      Kilap kaca (vitreous luster) memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
2.      Kilap intan (adamantine luster) memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan
3.      Kilap sutera (silky luster) memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
4.      Kilap damar (resinous luster) memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
5.      Kilap mutiara (pearly luster) memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
6.      Kilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
7.      Kilap tanah kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.
h.   Belahan (Cleavage)
     Bidang belah di mineralogi merupakan kecenderungan untuk membagi bahan kristalin bersama bidang struktural kristalografi. Kelemahan dari bidag bidang belah ini adalah hasil dari lokasi reguler atom dan ion dalam kristal terlihat baik dalam mikroskop.
Bentuk pembelahan sejajar dengan bidang kristalografi :
1.    Basal atau pinacoidal terjadi pembelahan sejajar dengan dasar kristal. Orientasi ini diberikan oleh bidang (001) dalam kisi kristal dan adalah sama dengan bidang (0001) dalam indeks Bravais-Miller, yang sering digunakan untuk kristal rombohedral dan heksagonal. Basal cleavage adalah ditunjukkan oleh kelompok mika dan oleh grafit.
2.    Pembelahan Kubik terjadi pada bidang (001), sejajar dengan wajah kubus untuk kristal dengan simetri kubik. Ini adalah sumber bentuk kristal kubik terlihat di tanah garam meja, garam karang mineral. Mineral galena juga biasanya memiliki belahan dada kubik sempurna
3.    Pembelahan oktahedral terjadi pada bidang kristal (111), membentuk bentuk oktahedral untuk kristal dengan simetri kubik. Diamond dan memperlihatkan belahan dada fluorit oktahedral sempurna. Pembelahan oktahedral terlihat dalam semikonduktor umum. Untuk kristal yang lebih rendah-simetri, akan ada sejumlah kecil bidang.
4.    Pembelahan Dodecahedral terjadi pada bidang kristal (110) dodecahedral untuk membentuk kristal dengan simetri kubik. Untuk kristal yang lebih rendah-simetri, akan ada sejumlah kecil bidang.
5.    Rhombohedral terjadi pembelahan sejajar dengan bidang (1011) sebuah rhombohedron. Kalsit dan mineral lainnya memperlihatkan belahan dada karbonat rombohedral sempurna.
6.    Pembelahan prismatik pembelahan sejajar dengan prisma vertikal. Bidang belah adalah properti fisik tradisional yang digunakan dalam identifikasi spesimen mineral baik di tangan dan pemeriksaan mikroskopis batuan dan studi mineral. Sebagai contoh, sudut antara bidang pembelahan prismatik untuk pyroxenes (88-92 °) dan Amfibol (56-124 °) adalah diagnostic.
7.    Green fluorit Biotite Pembelahan kristal penting dalam industri elektronik dan pemotongan batu permata, batu mulia umumnya dibelah oleh dampak seperti dalam pemotongan berlian kristal tunggal sintetik bahan semikonduktor umumnya dijual sebagai wafer tipis yang lebih mudah untuk membelah. Cukup menekan sebuah wafer silikon terhadap permukaan yang lembut dan menggaruk tepi dengan seorang juru tulis berlian biasanya cukup untuk menyebabkan pembelahan, namun ketika dicing wafer untuk membentuk keripik, sebuah prosedur penilaian dan melanggar sering diikuti untuk kontrol yang lebih besar.
8.    Elemental semikonduktor (Si, Ge, dan intan) adalah berlian kubik, sebuah grup ruang yang belahan oktahedral diamati. Ini berarti bahwa beberapa orientasi wafer memungkinkan persegi panjang yang hampir sempurna untuk dipotong. Kebanyakan komersial semikonduktor lain (GaAs, InSb, dll) dapat dibuat dalam struktur blende seng terkait, dengan bidang belahan serupa.

i. Sifat Dalam
     Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran.
Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris (sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur (elastic), dan fleksibel.

j. Kemagnetan
     Setiap mineral memiliki kemagnetan yang berbeda. Mulai dari kemagnetan yang kuat sampai yang lemah. Kemagnetan dapat diuji dengan cara mengikatkan magnet pada tali dan dekatkan pada mineral. Apabila mineral menarik tali, maka mineral memiliki kemagnetan ferromagnetite dan sebaliknya disebut dengan diamagnetite.

4.        Berikut Klasifikasi Mineral
            Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan
a)      Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
b)      Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.

2)   Mineral Mikro
                  Contohnya:
v      Besi
v      Seng
v      Iodium
v      Selenium
v      Tembaga
v      Mangan
v      Kromium
v      Fluor

 
            Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
1)      Mineral Makro
Contohnya:
v      Kalsium
v      Fosfor
v      Magnesium
v      Natrium
v      Klorida
v      Kalium

c)      Sifat kimia PHOSPATES, ARSENATES DAN VANADATES
            Phospates Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate radical (PO4)-8.
            Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides.
            Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti :
Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O], Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
            Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite [Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite [Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
            Arsenates Adalah persenyawaan kimia  antara unsur-unsur logam dengan Arsenate radical (AsO4)-8.
            Kebanyakan Arsenates sangat dicari oleh para kolektor mineral khususnya yang terkristalisasi dengan baik dan mempunyai species warna yang cemerlang seperti Mimetite [Pb5(AsO4)3Cl] (berwarna kuning), Adamite [Zn2AsO4(OH)] (kuning), Erythrite [CO3(AsO4)2.8H2O] (ungu tua – pink).
            Golongan arsenates cenderung mempunyai Berat Jenis antara 3 – 5, kecuali Mimetite yang mempunyai B.J. 7 – 7,3. karena mengandung Lead/Timah serta mempunyai kekerasan yang rendah (lunak antara 1,5 - 4,5).
            Vanadates Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Vanadate radical (VO4)-3/(VO4)-1.
            Sifat dari golongan ini : cenderung lunak, rapuh, berwarna cemerlang seperti yang terlihat pada mineral Vanadinite [Pb5(VO4)3Cl], merupakan mineral terbaik yang dikenal pada kelompok Vanadates, dimana terbentuk kristal-kristal hexagonal merah – orange. Mempunyai kekerasan berkisar antara 2 – 3,5.
            Contoh mineral lainnya seperti : Descloizite [PbZn(VO4)(OH)], Carnotite [K2(UO2)2V2O8.3H2O].